Domain Name System (DNS) Adalah sebuah aplikasi service di internet yang menerjemahkan sebuah domain name ke IP address dan salah satu jenis system yang melayani permintaan pemetaan IP address ke FQPN (Fany Qualified Domain Name) dan dari FQDN ke IP address. DNS biasanya digunakan pada aplikasi yang berhubungan ke internet sererti Web Browser atau e-mail, Dimana DNS membantu memetakan host name sebuah computer ke IP address. Selain digunakan di internet DNS juga dapat di implementasikan ke private network atau internet.
Contoh dari DNS google.com adalah sebuah domain dan sekaligus nama dari host komputer. Ketika kita mengakses google.com pada web browser, pada dasarnya yang kita akses tersebut adalah IP Address sebuah server milik Google berupa deret angkat 74.125.130.113. Kemudian oleh DNS dipetakan hingga menjadi sebuah nama google.com yang lebih mudah untuk kita hafal. Jadi jika kita mengetikan alamat 74.125.130.113 di browser, halaman yang tampil akan sama dengan ketika kita mengetikkan nama google.com di browser.
Sejarah DNS
Sebelum membahas pengertian DNS secara detail, terlebih dahulu kita harus mengetahui sejarah perkembangan DNS. DNS merupakan singkatan dari Domain Name System, DNS pertama kali ditemukan yaitu pada tahun 1983 oleh Paul Mockapetris. Sebelum ditemukan DNS, dahulu ada satu cara yang bekerja seperti layaknya DNS yang digunakan saat ini namun konsepnya masih manual, yaitu menggunakan sebuah file yang di dalamnya terdapat nama-nama komputer dan IP Addressnya, file tersebut bernama HOSTS Files. Berkat adanya HOSTS Files maka seluruh komputer yang terhubung dalam satu jaringan bisa saling mengakses dengan hanya mengetikkan nama yang telah tertulis dalam HOSTS Files tanpa harus mengetahui IP Addressnya.
Cara ini memiliki kelemahan dimana ketika pada satu jaringan ada penambahan unit komputer, maka harus ada pembaharuan pada HOSTS Filesnya, yaitu menambahkan nama dan IP Address dari komputer baru tersebut. Celakanya HOSTS Files yang telah diperbaharui tersebut harus dicopy-kan ke seluruh komputer yang ada pada jaringan tersebut, karena HOSTS Files disimpan pada masing-masing komputer. Kita bisa bayangkan jika konsep ini masih dipakai, seluruh komputer server di dunia harus mengcopy HOSTS files setiap kali ada komputer baru yang terhubung ke jaringan internet.
Seiring berkembangnya pengguna komputer yang saling terhubung pada waktu itu, lalu ditemukanlah suatu solusi cerdas sebagai pengganti konsep lama penggunaan HOSTS files, sistem baru tersebut bernama DNS (Domain Name System). Cara kerjanya akan kami jelaskan pada sub bab cara kerja DNS pada artikel ini.
Cara Kerja DNS
Kita mulai dari fungsi DNS. Telah kami jelaskan sebelumnya bahwa fungsi dari DNS adalah untuk menerjemahkan nama sebuah komputer ke alamat atau IP Address. Proses kerjanya DNS berhubungan dengan 2 komponen penting yaitu Client DNS dan Server DNS. Client DNS disebut dengan resolvers dan Server DNS disebut Name Servers.
- Resolvers DNS mengirim permintaan ke Name Servers bebentuk sebuah queries.
- Kemudian Name Servers akan memproses permintaan tersebut dengan langkah pertama melakukan pengecekkan domain yang diminta apakah ada pemetaannya ke IP Address Host tertentu atau tidak pada local database DNS-nya, dan sekaligus mengontak Name Servers lain untuk pengecekkan permintaan si Resolvers tersebut.
- Maka jika tidak ditemukan Name Servers akan memberikan pesan kesalahan kepada Resolvers atau Client. Dan jika ditemukan, maka si Resolvers akan menghubungi Host yang dituju dengan menggunakan IP Address hasil dari penerjemahan si Name Servers.
Kelebihan DNS
- Mudah, DNS sangat mudah karena user tidak lagi direpotkan untuk mengingat IP address sebuah komputer, cukup host name.
- Konsisten, IP address sebuah komputer bisa saja berubah, tapi host name tidak harus berubah.
- Simple, DNS server mudah untuk dikonfigurasikan.
- DNS mudah untuk di implementasikan di protocol TCP/IPDNS server mudah untuk di konfigurasikan(Bagi admin) User tidak lagi di repotkan untuk mengingat IP address.
Kekurangan DNS
- User tidak dapat menggunakan nama banyak untuk mencari nama domain baik di internet maupun di intranet.
- DNS tidak mudah untuk di implementasikan.
- Tidak konsisten.
- Tidak bisa membuat banyak nama domain.