Layar ini dipilih karena memiliki ketahanan yang sangat baik dan mampu melindungi perangkat dari benturan maupun goresan. Namun, di bisnis perlindungan layar, Gorilla Glass bukanlah pemain tunggal, ada Dragontrail Glass besutan AsahiGlass Company (AGC) yang melindungi tak kalah hebatnya.
Lalu apa yang dimiliki oleh Dragontrail? Jangan anggap remeh, kekuatan Dragontrail juga mumpuni, teknologi anti gores yag satu ini mampu menahan beban sampai dengan 60 kg dengan ketebalan kaca yang hanya 1 mm. Selain itu, Asahi juga mengaku bahwa Dragontrail memiliki kekuatan 60 kali lebih tangguh dibandingkan layar ponsel kebanyakan, yakni Soda-lime Glass.
Selain unjuk kekuatan, ketebalan menjadi faktor penting dalam sebuah layar, apalagi bagi perangkat dengan input sentuh, ketebalan bisa mempengaruhi sensitivitas pada layar. Jika membandingkan soal ketebalan, kedua jenis kaca ini memiliki nilai yang sama. Baik Gorilla Glass maupun Dragontrail sama-sama memiliki ketebalan tertipis sebesar 0,5 mm, namun dengan berbagai kebutuhan ketebalan tersebut bisa disesuaikan lebih tebal lagi sampai 5 mm.
Dengan fakta seperti itu, Corning selaku pemilik Gorilla Glass tidak tinggal diam, mereka telah menyiapkan Gorilla Glass 2. Versi yang baru ini akan menambah kekuatan layar Gorilla Glass dengan ketebalan yang bisa dibuat makin tipis lagi.
Dragontrail sadar kehadirannya yang baru akan sulit diterima pasar, karena nama besar Gorilla Glass yang sudah tersebar luas, namun Asahi berharap bisa mendapatkan pangsa pasar elektronik sebesar 30%. Dengan demikian, kemunculan Dragontrail membuat teknologi kaca anti gores di masa mendatang menjadi lebih kompetitif dan semakin inovatif, yang pada akhirnya justru menguntungkan konsumen itu sendiri. Namun, dengan kehadiran dua merek ini bisa dipastikan produsen pelindung anti gores lambat laun akan segera punah dan bukan tidak mungkin akan muncul merek produk anti gores selain dua merek tersebut.