Sejarah 4G dan 5G

4G/HSPA+ ( Evolved High Speed Packet Access ). HSPA+ ialah evolusi HSPA ( HSDPA dan HSUPA ). Teknologi ini memungkinkan melakukan unduh dengan kecepatan 168 megabit/detik. Sekitar 1000 kali lipat lebih cepat daripada GPRS. Luar biasa. 4G LTE. Setelah melewati generasi-generasi di atas, lahirlah jaringan super cepat ini.  LTE sendiri merupakan kependekan dari Long Term […]

4G/HSPA+ ( Evolved High Speed Packet Access ). HSPA+ ialah evolusi HSPA ( HSDPA dan HSUPA ). Teknologi ini memungkinkan melakukan unduh dengan kecepatan 168 megabit/detik. Sekitar 1000 kali lipat lebih cepat daripada GPRS. Luar biasa.

4G LTE. Setelah melewati generasi-generasi di atas, lahirlah jaringan super cepat ini.  LTE sendiri merupakan kependekan dari Long Term Evolution, mengacu pada bagian dari teknologi seluler 4G yang belum sempurna. Karena pada dasarnya 4G merupakan salah satu teknlogi seluler yang mengharuskan batasan kecepatan minimal sebesar 100 Mbps ( 100 megabit/detik ). Nah, pada saat ini, tidak semua provider dapat mencapai kecepatan seperti itu, maka penggunaan LTE pun akhirnya digabungkan dengan 4G, dimana LTE merupakan bagian dari 4G. Namun belum benar – benar mencapai kecepatan yang harusnya dimiliki oleh 4G murni, tetapi jika dibandingkan dengan 3G sudah jauh lebih cepat 4G LTE. Di Indonesia sendiri penyebaran 4G lebih cepat daripada 3G. Selain menawarkan kecepatan unduh dan unggah yang sangat cepat , kelebihan LTE lainnya adalah jaringan ini menggunakan OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) yang dapat mentransmisikan data melalui banyak spektrum radio yang masing-masing memiliki frekuensi sebesar 180KHz. Orthogonal Frequency Division Multiplexing atau OFDM ini melakukan transmisi dengan cara membagi aliran data menjadi banyak aliran-aliran yang lebih lambat yang kemudian ditransmisikan secara serentak, sehingga dengan menggunakan teknologi OFDM kita dapat memperkecil terjadinya efek multi path. LTE mengadopsi pendekatan all-IP menggunakan arsitektur  all-IP ini menyederhanakan rancangan dan implentasi dari antar muka LTE, jaringan radio dan jaringan inti sehingga memungkinankan industri wireless untuk beroprasi layaknya fixed-line network. 4G LTE ini mendukung gelombang frekuensi yang saat ini digunakan oleh sistem IMT dan ITU-R dan mendukung MBSFN ( Multicast Broadcast Single Frequency Network ). Keren sekali bukan?

Disamping kelebihan-kelebihan yang ditawarkan, teknologi 4G LTE juga memiliki kekurangan yaitu biaya untuk infrastruktur jaringan baru relatif mahal, jaringan harus diperbaharui maka peralatan baru harus diinstal, LTE menggunakan MIMO ( Multiple Input Multiple Output ), tentunya memerlukan antena tambahan pada pancaran pangkalan jaringan untuk transmisi data, serta sebagai akibatnya jika terjadi pembaharuan jaringan maka pengguna perlu membeli mobile device baru agar dapat menikmati jaringan yang mendukung teknologi LTE.

Bagaimana dengan jaringan telepon LTE? Seperti yang sudah diungkapkan sebelumnya bahwa jaringan LTE menggunakan all-IP, tidak seperti telepon pada GSM dan UMTS yang masih menggunakan circuit switching. Dengan menggunakan teknologi baru yaitu all-IP, LTE harus merencanakan ulang jaringan telepon mereka karena penggunaan teknologi all-IP ini sangatlah berbeda dengan penggunaan teknologi sebelumnya yaitu circuit switching , sehingga munculah tiga pendekatan yang dapat dilakukan LTE yaitu:

  • CSFB ( Circuit Switched Fallback ), pada pendekatan CSFB ini LTE hanya menyediakan layanan data dan ketika telepon dilakukan atau diterima maka akan kembali menggunakan circuit switching. Penggunaan pendekatan ini memiliki kekurangan yaitu dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengatur telepon.
  • SVLTE ( Simultaneous Voice and LTE ), pada pendekatan ini ponsel bekerja sebagai LTE dan circuit switching secara bersamaan. Pada pendekatan ini juga terdapat kekurangan yaitu harga ponsel yang menggunakan pendekatan ini cenderung mahal dan menggunakan tenanga yang tinggi.
  • VoLTE ( Voice over LTE ), pendekatan ini pada dasarnya memiliki basis IP multimedia subsistem, yang bertujuan menyokong akses telepon dan multimedia melalui terminal nirkabel.

Namun di negara kita Indonesia, rata-rata jaringan 4G LTE operator seluler baru bisa digunakan untuk layanan internet saja belum semuanya bisa dengan layanan SMS dan panggilan telepon biasa ( voice call ). So, saat handphone ada di setelan 4G only otomatis handphone hanya bisa digunakan untuk layanan internet tidak bisa untuk SMS dan panggilan telepon biasa.

 

TEKHNOLOGI GENERASI KELIMA (5G-FIFTH GENERATION)

5G atau Fifth Generation (generasi kelima) adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menyebut generasi kelima sebagai fase berikutnya dari standar telekomunikasi seluler meleibih standar 4G.

Dalam teknologi 5G, data akan dikirimkan melalui gelombang radio. Gelombang radio akan terbagi menjadi frekuensi-frekuensi yang berbeda. Setiap frekuensi disiapkan untuk tipe komunikasi yang berbeda, seperti aeronautical dan sinyal navigasi maritim, siaran televisi, dan mobile data. Penggunaan frekuensi-frekuensi ini diregulasikan oleh International Telecommunication Union (ITU). ITU telah merestrukturasi bagian-bagian gelombang radio secara komprehensif untuk mentransmisikan data sambil mengembangkan teknologi komunikasi yang sudah ada termasuk 4G dan 3G.

 

Kelebihan tekhnologi 5G

Teknologi 5G belum dapat dipastikan seperti apa keunggulan dan kekurangannya karena saat ini hal itu masih berupa konsep. Tetapi dari konsep-konsep yang diciptakan tersebut, terdapat beberapa konsep yang menjadi tujuan utama dari teknologi 5G, yaitu:

Kecepatan data yang lebih signifakan dari 4G, Memiliki transfer data dari satu telepon ke telepon lain dengan kecepatan satu mili detik, Dapat terkoneksi dengan alat seperti telepon, mobil, dan peralatan rumah tangga.

Teknologi 5G diprediksi memiliki kecepatan sekitar 800Gbps, atau seratus kali lebih

cepat dari kecepatan generasi sebelumnya. Dengan kecapatan seperti itu, teknologi 5G bisa memungkinkan untuk mengunduh 33 film High Definition hanya dalam beberapa detik.

Rencana peluncuran

Berdasarkan pada kongres Mobile World Congress (MWC) yang dihadiri oleh Nokia, Huawei, dan Ericsson di Barcelona, teknologi 5G masih belum dapat dipastikan tanggal lirisnya karena masih dalam tahap pengembangan. Namun, Nokia dan operator Jepang NTT DoComo berasumsi bahwa teknologi 5G akan diliris pada Tokyo Olympics tahun 2020.

Di Korea Selatan, teknolgi 5G ini sedang dikembangkan dan diprediksi kecepatan maksimalnya dapat mencapai 100 kali lebih cepat dibanding teknologi 4G, atau lebih tepatnya 10Gbps (10 Giga bit per detik). Rencananya, jaringan 5G akan mulai diterapkan di Korea Selatan pada tahun 2017 dan baru dapat digunakan secara komersial pada tahun 2020.